Prestasi membanggakan berhasil diraih oleh putra-putri Indonesia di Abu Dhabi dalam Kompetisi Rancang Robot di Olimpiade Robot Internasional (WRO) Arabia yang meliputi kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Kompetisi yang diselenggarakan pada 4 Mei 2011 itu diikuti oleh 1.500 pelajar dari negara-negara Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Mesir, demikian siaran pers Kedubes RI di Abu Dhabi yang diterima ANTARA Sabtu.
Tim dari sekolah Jubilee International School Abu Dhabi, UAE, yang diwakili oleh Sita Ilmidani Taribi (11 tahun), Suta Ilmidani Taribi (11) dan Adinda Naura Salsabila (10) berhasil merebut juara pertama di tingkat Sekolah Dasar.
Mereka adalah putra-putri dari kalangan professional asal Indonesia yang bekerja di industri perminyakan Abu Dhabi.
KBRI Abu Dhabi mencatat terdapat 248 pelajar/mahaiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan dari tingkat dasar hingga master dan doktor di berbagai sekolah/universitas setempat yang memiliki akreditasi internasional.
Para pelajar asal Indonesia tersebut berhasil merebut juara pertama pada jenis Kategori Umum (Regular) dengan merancang dan memprogram sebuah robot dalam jangka waktu tertentu.
Juri menetapkan ketiga anak Indonesia tersebut sebagai pemenang karena robot rancangan mereka berhasil dengan sangat baik melalui serangkaian tugas yang ditentukan panitia, yakni melalui lorong yang berliku-liku dalam waktu sesingkat mungkin dan naik turun tangga di permukaan yang tidak rata.
Menurut Kepala Badan Pendidikan Abu Dhabi (ADEC), Dr Mugheer Al Khaili, pemenang kompetisi WRO Arabia 2011 akan diikutkan dalam kompetisi sejenis tingkat internasional yang akan diselenggarakan pada November 2011 di Abu Dhabi juga. WRO Arabia 2011 yang diselenggarakan oleh Abu Dhabi Education Council (ADEC) mempertandingkan tiga kategori yaitu Regular, Open dan Football category, dengan tiga kelompok umur: Elementary (SD), Junior High (SMP) dan High School (SMA).
Dubes RI M. Wahid Supriyadi dalam sambutannya yang disampaikan di tengah-tengah acara pertemuan masyarakat bersamaan dengan kedatangan Kepala BKPM, Gita Wirjawan, menyatakan kegembiraannya karena hal ini dapat mengangkat nama baik Indonesia di UAE. Indonesia selama ini lebih dikenal sebagai salah satu negara pengirim pembantu terbanyak.
Minggu, 29 Mei 2011
Posted in Archeology Tengkorak Mastodon Gajah Bergading Empat Ditemukan di Chile
Tengkorak mastodon yang terpelihara dengan sangat baik –yang relatif sama dengan gajah saat ini– ditemukan di Santiago, Chile, selama kegiatan penggalian di satu instalasi pengolahan air, kata salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam temuan itu, Selasa (17/5).
“Ini adalah kerangka tengkorak gomphothere (mastodon) dalam kondisi yang sangat bagus,” kata ahli paleontologi Rafael Labarca kepada AFP.
Mastodon itu memiliki dua sampai empat gading dan mati sekitar 10.000 tahun lalu. “Kerangka tersebut ditemukan pada 15 Februari, selama pekerjaan untuk memperluas instalasi pengolahan air di Santiago oleh perusahaan Prancis, Suez, dan perusahaan Chile, Andes.
Satu rahang bawah dan tulang punggung mastodon ditemukan pada 2008 di Chile selatan, tapi itu untuk pertama kali para ahli paleantologi Chile pernah menemukan satu kerangka utuh, kata Labarca. Penelitian tersebut, yang didanai oleh perusahaan Prancis, Suez, dan dilakukan di bawah pengawasan Museum Nasional Natural History, diharapkan dapat menghasilkan keterangan paling lambat pada akhir tahun ini mengenai gaya hidup dan gerakan migrasi hewan itu.
“Ini adalah kerangka tengkorak gomphothere (mastodon) dalam kondisi yang sangat bagus,” kata ahli paleontologi Rafael Labarca kepada AFP.
Mastodon itu memiliki dua sampai empat gading dan mati sekitar 10.000 tahun lalu. “Kerangka tersebut ditemukan pada 15 Februari, selama pekerjaan untuk memperluas instalasi pengolahan air di Santiago oleh perusahaan Prancis, Suez, dan perusahaan Chile, Andes.
Satu rahang bawah dan tulang punggung mastodon ditemukan pada 2008 di Chile selatan, tapi itu untuk pertama kali para ahli paleantologi Chile pernah menemukan satu kerangka utuh, kata Labarca. Penelitian tersebut, yang didanai oleh perusahaan Prancis, Suez, dan dilakukan di bawah pengawasan Museum Nasional Natural History, diharapkan dapat menghasilkan keterangan paling lambat pada akhir tahun ini mengenai gaya hidup dan gerakan migrasi hewan itu.
10 Mitos yang berkembang di dunia Teknologi Informasi (TI)
10. Perusahaan harus mengganti sistemnya 2 sampai 3 tahun sekali
Memang benar bahwa perkembangan dunia komputer begitu cepat tapi adanya mitos untuk mengharuskan mengganti sistem setiap 2 sampai 3 tahun sekali adalah tidak sepenuhnya benar. Umumnya komputer yang digunakan perusahaan hanya memerlukan program seperti Office suite, browser web dan klien email sehingga tidak perlu mengganti keseluruhan sistem dalam jangka waktu yang cukup pendek (2-3 tahun). Dan bahkan dengan sebuah netbook hampir 90% pekerjaan kita dapat diselesaikan.
9. Bill Gates adalah seorang programmer yang luar biasa
Jika sampai sekarang kita masih berpikiran bahwa seorang Bill Gates, pendiri Microsoft, adalah seorang programmer yang hebat nan luar biasa maka baiknya dibuang jauh-jauh pemikiran seperti itu. Meski Bill Gates memiliki kemampuan programming diatas sebagian dari kita tetapi programmer hebat dibalik kesuksesan sistem operasi buatan Microsoft adalah Paul Allen. Bill Gates memang boleh kalah dibanding Paul Allen tapi dia adalah seorang pengusaha yang memiliki naluri yang sangat tajam yang bisa membawa Microsoft berjaya di beberapa puluh tahun terakhir ini.
8. Komputer Macs tidak kompetibel dengan apapun
Dulu, mitos bahwa komputer Macs tidak kompetibel dengan apapun begitu kental dan itu tidak sepenuhnya benar. Sekarang ini sejak Apple menggunakan prosesor Intel maka di komputer Macs dapat berjalan sistem operasi Windows juga dan sejak dulu aplikasi-aplikasi besar seperti Office dan Photoshop tidak pernah memiliki masalah untuk berjalan di Macs.
7. Komputer akan bertahan lama manakala dibiarkan menyala
"Lebih baik tetap nyalakan komputer anda agar lebih awet", seperti itulah yang banyak diucapkan orang dulu. Mitos ini seiring dengan perkembangan hardware komputer menjadi tidak berlaku lagi. Dahulu untuk menyalakan komputer memang dibutuhkan daya listrik yang besar dan untuk menjaga kestabilan suhu didalam komputer dianjurkan untuk tidak terlalu sering menyalakan dan mematikan komputer (zaman mainframe). Tapi itu tidak berlaku lagi untuk komputer di zaman sekarang.
6. Hacker dapat menyebabkan perang dunia ketiga
Dalam banyak film atau cerita sering digambarkan bahwa seorang hacker dapat menerobos fasilitas militer suatu negara yang memiliki senjata nuklir dan membuat 'chaos' dengan keisengannya mengarahkan nuklir yang dimiliki ke negara lain. Mengerikan bukan jika hal itu bisa benar-benar terjadi dan sampai dengan saat ini hal seperti itu belum pernah terjadi karena memang tidak semudah seperti apa yang digambarkan di film/cerita untuk bisa menerobos masuk ke sistem pertahanan komputer militer suatu negara. Yang justru harus lebih menjadi perhatian adalah faktor human error (kesalahan manusia) dan kegagalan sistem.
5. Apple/Linux pasti lebih aman dibanding Windows
Jika anda berpikir bahwa sistem yang berbasiskan sistem operasi buatan Apple (Mas OS X) dan Linux pasti lebih aman dibandingkan yang berbasis Windows maka pendapat anda tidak sepenuhnya tepat. Windows sering disebut sebagai sistem operasi paling rentan dikarenakan mereka yang menjadikan Windows sebagai target begitu 'bersemangat' dan bernilai karena pengguna Windows terbanyak di dunia. Untuk Mac OS X pun sering mendapatkan patch keamanan, meski sering terlambat dan untuk Linux pun tidak jauh beda, hanya saja di Linux yang berbasiskan komunitas maka setiap ada masalah keamanan akan ada banyak orang yang cepat bereaksi untuk mengatasinya.
4. Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan didapat dengan komputer yang makin cepat
Di film-film fiksi ilmiah sering digambarkan sebuah robot yang memiliki kecerdasan dan perasaan layaknya seorang manusia dan itu didapat dari komputer yang semakin cepat. Hal tersebut tidaklah benar, meskipun komputer sekarang semakin cepat tapi untuk membuat sebuah robot yang memiliki kecerdasan buatan layaknya manusia tidak hanya melulu persoalan komputer yang cepat karena selain itu juga berkaitan dengan psikologi yang rumit yang sampai sekarang pun belum dapat dijabarkan.
3. Internet dikembangkan agar bisa selamat dari perang nuklir
Mitos seperti ini muncul dengan skenario dimana protokol internet dikembangkan agar nantinya ketika terjadi serangan nuklir maka bagian jaringan komputer yang rusak dapat segera dialihkan melalui jalur internet dan aliran data tetap lancar bagi kepentingan dunia barat. Tapi mitos ini tidak pernah terbukti, sampai sekarang internet tetap netral dan semakin luas penggunaannya.
2. Semakin besar daya CPU = semakin cepat komputer
Pandangan ini sudah berkembang selama dua dasawarsa. Banyak orang yang beranggapan semakin besar clockspeed prosesor yang ditandai dengan mhz maka akan semakin cepat sebuah komputer. Yang tepat adalah kecepatan sebuah prosesor memiliki pengaruh sangat sedikit terhadap kinerja keseluruhan komputer, masih ada faktor-faktor lain yang lebih dominan misalkan : Ukuran cache, kemampuan grafis dan waktu akses hard disk.
1. Perusahaan pembuat antivirus menulis kebanyakan virus komputer
Sering muncul pandangan bahwa virus-virus komputer yang beredar ditulis sendiri oleh perusahaan pembuat antivirus dan pandangan tersebut beredar luas hingga saat ini. Padahal yang banyak beredar saat ini kebanyakannya adalah virus-virus komputer yang dibuat oleh script kiddies yang meniru atau merubah kode sumber virus milik seseorang. Dan pandangan seperti ini tidak perlu muncul apabila kita tahu para pembuat antivirus tidak akan menyibukkan dirinya dengan membuat virus itu sendiri karena sehari-harinya pun mereka menghadapi ratusan dan bahkan mungkin ribuan virus komputer.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikroba Ditemukan Oleh Tim Dari University of East Anglia di Inggris
Mikroba ternyata dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik alami. Menurut para ilmuwan, organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel ini mampu melepaskan muatan listrik kecil.
Salah satu mikroba bermuatan listrik yang telah ditemukan memiliki “kabel” super kecil yang ‘keluar’ dari dinding sel mereka. Menurut laporan Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Amerika Serikat, dari ‘tentakel’ kecil itu, bakteri tersebut membersihkan diri dari minyak atau polusi uranium.
“Temuan ini dapat digunakan sebagai alternatif sumber listrik,” kata penulis utama Tom Clarke dari University of East Anglia di Inggris.
Dengan ditemukannya struktur mikroba tersebut, maka peneliti dapat membuat desain elektroda khusus supaya bakteri tadi dapat melepaskan energi listriknya dan bisa digunakan manusia.
Saat ini, para peneliti itu sedang membuat sebuah perangkat menyerupai baterai yang diisi dengan mikroba berlistrik. Baterai tersebut rencananya dapat digunakan sebagai tenaga lampu atau telepon selular.
Salah satu mikroba bermuatan listrik yang telah ditemukan memiliki “kabel” super kecil yang ‘keluar’ dari dinding sel mereka. Menurut laporan Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Amerika Serikat, dari ‘tentakel’ kecil itu, bakteri tersebut membersihkan diri dari minyak atau polusi uranium.
“Temuan ini dapat digunakan sebagai alternatif sumber listrik,” kata penulis utama Tom Clarke dari University of East Anglia di Inggris.
Dengan ditemukannya struktur mikroba tersebut, maka peneliti dapat membuat desain elektroda khusus supaya bakteri tadi dapat melepaskan energi listriknya dan bisa digunakan manusia.
Saat ini, para peneliti itu sedang membuat sebuah perangkat menyerupai baterai yang diisi dengan mikroba berlistrik. Baterai tersebut rencananya dapat digunakan sebagai tenaga lampu atau telepon selular.
Ribuan Benda Purbakala dan Juga Emas Ditemukan di Kota Cina Medan Marelan
Arkeolog Perancis Daniel Perret dan para arkeolog dari Balai Arkeologi Medan menemukan ribuan pecahan benda-kuno di situs Kota Cina Medan Marelan setelah ekskavasi di situs itu sejak 28 April 2011. “Temuan tersebut diantaranya, fragmen keramik, gerabah, uang tiongkok kuno, manik-manik , tulang, kerang, peleburan besi, bata kuno, batu pecahan arca serta serpihan lembaran emas kono,” kata Daniel Perret di medan, Minggu.
Penelitian itu, sambungnya, akan berakhir minggu depan. Sementara arkeolog Balai Arkeologi Medan Ari sadewo, mengatakan, satu minggu penelitian yang tersisa akan digunakan untuk menganalisis seluruh temuan hasil ekskavasi. “Ekskavasi tersebut menunjukkan apresiasi dan perhatian dunia internasional yang begitu penting terhadap penyingkapan misteri sejarah dan arkeologi di Kota Cina yang memiliki peranan penting pada abad ke 11 hingga 15 di Sumatera Timur,” katanya.
Penelitian dan ekskavasi arkeologi di Situs Kota Cina oleh Ecole francaise d’Extreme Orient (EFEO) Prancis itu, kembali menegaskan arti pentingnya Situs Kota Cina sebagai salah satu bandar perniagaan utama di Sumatera Timur pada abad 11. Penelitian ini juga telah mempertegas kembali peranan Situs Kota Cina dalam segitiga arkeologi di Sumatera Utara yang menghubungkan Barus, Portibi dan Kota Cina sebagaimana ditegaskan Daniel Perret dalam bukunya: Kolonialisme dan Etnisitas (2010).
Selama tiga minggu ekskavasi, dibuka 6 kotak ekskavasidi tiga titik berbeda dengan ukuran 5 x 5 meter dengan kedalaman 0,5 hingga 1,5 meter. Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan itu, mengatakan, penelitian tersebut secara perlahan akan mengungkap misteri kota kuno di utara kota Medan yang situsnya kurang mendapat perhatianpemerintah Kota Medan.
Penelitian dan ekskavasi itu sendiri didanai oleh pemerintah Perancis melalui Lembaga Kajian Prancis untuk Asia (EFEO) sejak 28 April 2011 dan dipimpin Daniel Perret. Penelitian ini melibatkan 30 orang peneliti dan tenaga pembantu lapangan dalam kerangka kerjasama antara Pusat Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Medan, Universitas Negeri Medan dan Museum Kota Cina. Hasil penelitian tersebut akan memperkuat hipotesis tentang peran Kota Cina sebagai bandar perniagaan di Sumatra Timur pada abad 11 sebagaimana ditegaskan Dr. Edwards McKinnon dalam disertasi doktoralnya di Cornell University Amerika Serikat yang telah meneliti situs Kota Cina pada 1972-1977. “Atas dasar itu pula, kiranya Pemko Medan perlu mengambil tindakan berupa langkah-langkah penyelamatan Situs Kota Cina sebelum seluruhnya tergerus oleh masyarakat,” katanya
Penelitian itu, sambungnya, akan berakhir minggu depan. Sementara arkeolog Balai Arkeologi Medan Ari sadewo, mengatakan, satu minggu penelitian yang tersisa akan digunakan untuk menganalisis seluruh temuan hasil ekskavasi. “Ekskavasi tersebut menunjukkan apresiasi dan perhatian dunia internasional yang begitu penting terhadap penyingkapan misteri sejarah dan arkeologi di Kota Cina yang memiliki peranan penting pada abad ke 11 hingga 15 di Sumatera Timur,” katanya.
Penelitian dan ekskavasi arkeologi di Situs Kota Cina oleh Ecole francaise d’Extreme Orient (EFEO) Prancis itu, kembali menegaskan arti pentingnya Situs Kota Cina sebagai salah satu bandar perniagaan utama di Sumatera Timur pada abad 11. Penelitian ini juga telah mempertegas kembali peranan Situs Kota Cina dalam segitiga arkeologi di Sumatera Utara yang menghubungkan Barus, Portibi dan Kota Cina sebagaimana ditegaskan Daniel Perret dalam bukunya: Kolonialisme dan Etnisitas (2010).
Selama tiga minggu ekskavasi, dibuka 6 kotak ekskavasidi tiga titik berbeda dengan ukuran 5 x 5 meter dengan kedalaman 0,5 hingga 1,5 meter. Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan itu, mengatakan, penelitian tersebut secara perlahan akan mengungkap misteri kota kuno di utara kota Medan yang situsnya kurang mendapat perhatianpemerintah Kota Medan.
Penelitian dan ekskavasi itu sendiri didanai oleh pemerintah Perancis melalui Lembaga Kajian Prancis untuk Asia (EFEO) sejak 28 April 2011 dan dipimpin Daniel Perret. Penelitian ini melibatkan 30 orang peneliti dan tenaga pembantu lapangan dalam kerangka kerjasama antara Pusat Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Medan, Universitas Negeri Medan dan Museum Kota Cina. Hasil penelitian tersebut akan memperkuat hipotesis tentang peran Kota Cina sebagai bandar perniagaan di Sumatra Timur pada abad 11 sebagaimana ditegaskan Dr. Edwards McKinnon dalam disertasi doktoralnya di Cornell University Amerika Serikat yang telah meneliti situs Kota Cina pada 1972-1977. “Atas dasar itu pula, kiranya Pemko Medan perlu mengambil tindakan berupa langkah-langkah penyelamatan Situs Kota Cina sebelum seluruhnya tergerus oleh masyarakat,” katanya
Tsunami Di Aceh Merupakan Tsunami Terbesar Sepanjang Sejarah Samudra Hindia
Gelombang tsunami yang menyapu hingga 230 ribu nyawa manusia hampir empat tahun lalu adalah yang terbesar yang pernah dibangkitkan dari Samudra Hindia sepanjang 600 tahun. Kesimpulan ini didapat oleh dua studi geologi yang hasilnya dimuat dalam jurnal Nature edisi terbaru.
Panjangnya waktu itu pula yang membuat tsunami dahsyat di pengujung 2004 ini masuk akal. Sepanjang 600 tahun tekanan geologis menghimpun energi di dasar samudra, untuk kemudian “meletus” hingga mampu mengoyak lautan dan membangkitkan gelombang sangat tinggi yang mematikan ke daratan.
Studi dilakukan oleh dua tim peneliti di Thailand dan Sumatera (Utara) yang sama-sama menggali sumur dan mengambil sampel dari dalamnya. Dari sana mereka mengaku bisa melihat bukti tsunami terakhir yang sebanding dengan yang terjadi pada 26 Desember 2004 itu, yang menerjang antara tahun 1300 dan 1400. Sampel yang dianalisis berupa endapan pasir dasar laut yang berdasarkan usianya (lewat teknik pengukuran karbon) diduga ditinggalkan oleh gelombang laut saat itu.
Tim peneliti itu, dalam jurnal Nature, mengatakan bahwa tsunami 2004 menelan korban di 14 negara. Di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera bagian utara, gelombang yang datang setinggi lebih dari 30 meter. Adapun di Thailand, endapan pasir yang ditinggalkannya sejauh 2 kilometer dengan ketebalan 5-20 cm
Panjangnya waktu itu pula yang membuat tsunami dahsyat di pengujung 2004 ini masuk akal. Sepanjang 600 tahun tekanan geologis menghimpun energi di dasar samudra, untuk kemudian “meletus” hingga mampu mengoyak lautan dan membangkitkan gelombang sangat tinggi yang mematikan ke daratan.
Studi dilakukan oleh dua tim peneliti di Thailand dan Sumatera (Utara) yang sama-sama menggali sumur dan mengambil sampel dari dalamnya. Dari sana mereka mengaku bisa melihat bukti tsunami terakhir yang sebanding dengan yang terjadi pada 26 Desember 2004 itu, yang menerjang antara tahun 1300 dan 1400. Sampel yang dianalisis berupa endapan pasir dasar laut yang berdasarkan usianya (lewat teknik pengukuran karbon) diduga ditinggalkan oleh gelombang laut saat itu.
Tim peneliti itu, dalam jurnal Nature, mengatakan bahwa tsunami 2004 menelan korban di 14 negara. Di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera bagian utara, gelombang yang datang setinggi lebih dari 30 meter. Adapun di Thailand, endapan pasir yang ditinggalkannya sejauh 2 kilometer dengan ketebalan 5-20 cm
← Ribuan Benda Purbakala dan Juga Emas Ditemukan di Kota Cina Medan Marelan Tehnik Ular Menyuntikan Racun Kedalam Tubuh Mangsanya Ternyata Sesuai Dengan Ilmu Geometri dan Fisika → Ditemukan Sebuah Suku Amazon Yang Tidak Mengenal Tua dan Usia Serta Konsep Waktu
Sebuah suku Amazon tidak memiliki konsep waktu atau tanggal. Orang-orang Amondawa, Brasil, ini bahkan tidak memiliki kata-kata untuk waktu, minggu, bulan, atau tahun, kata Chris Sinha, dari University of Portsmouth.
Dia berpendapat ini adalah pertama kalinya para ilmuwan mampu membuktikan waktu tidak menjadi konsep manusia universal, seperti yang diduga sebelumnya.
Profesor Sinha, yang melaporkan temuannya dalam jurnal Language and Cognition, mengatakan, “Untuk Amondawa, waktu tidak muncul dalam cara yang sama seperti halnya bagi kita.”
“Kami sekarang bisa memastikan bahwa ada paling tidak satu bahasa dan budaya yang tidak memiliki konsep waktu sebagai sesuatu yang dapat diukur, dihitung, atau berbicara tentang itu secara abstrak.”
“Ini tidak berarti bahwa Amondawa adalah ‘orang di luar waktu’, tetapi mereka hidup di dunia peristiwa,” ujarnya.
Anggota tim, termasuk ahli bahasa Wany Sampaio dan antropolog Vera da Silva Sinha, menghabiskan delapan minggu bersama orang Amondawa untuk meneliti bagaimana bahasa mereka menyampaikan konsep-konsep seperti ‘minggu depan’ atau ‘tahun lalu’.
Tidak ada kata untuk konsep-konsep tersebut, hanya ada pembagian siang dan malam dan musim hujan dan kering. Mereka juga menemukan tidak ada orang di masyarakat itu yang memiliki usia.
Sebaliknya, mereka mengubah nama mereka untuk mencerminkan tahapan kehidupan mereka dan posisi mereka dalam masyarakat mereka.
Sebagai contoh, seorang anak kecil akan menyerahkan nama mereka ke saudara yang baru lahir dan mengambil nama baru.
“Kita memiliki begitu banyak metafora untuk waktu–kita berpikir tentang waktu sebagai sesuatu–kita mengatakan akhir pekan ini hampir berakhir, dia akan menghadapi ujian, dan seterusnya, dan kami pikir pernyataan seperti itu adalah obyektif, tetapi mereka tidak,” kata Profesor Sinha. “Orang-orang Amondawa tidak berbicara seperti ini dan tidak berpikir seperti ini, mereka belajar bahasa lain.”
“Bagi mereka waktu bukanlah uang, mereka tidak berlomba melawan waktu untuk menyelesaikan sesuatu dan tidak ada yang membahas minggu depan atau tahun depan. Mereka bahkan tidak memiliki kata-kata untuk minggu, bulan, atau tahun,” tambahnya. “Anda bisa mengatakan mereka menikmati kebebasan tertentu.”
Pertama terhubung dengan dunia luar pada tahun 1986, orang-orang Amondawa melanjutkan cara hidup tradisional mereka seperti berburu, memancing, dan menanam.
Tapi, sekarang seiring dengan pengaruh modern, seperti listrik dan televisi, mereka mulai menggunakan bahasa Portugis, menempatkan bahasa mereka sendiri di bawah ancaman kepunahan.
Dia berpendapat ini adalah pertama kalinya para ilmuwan mampu membuktikan waktu tidak menjadi konsep manusia universal, seperti yang diduga sebelumnya.
Profesor Sinha, yang melaporkan temuannya dalam jurnal Language and Cognition, mengatakan, “Untuk Amondawa, waktu tidak muncul dalam cara yang sama seperti halnya bagi kita.”
“Kami sekarang bisa memastikan bahwa ada paling tidak satu bahasa dan budaya yang tidak memiliki konsep waktu sebagai sesuatu yang dapat diukur, dihitung, atau berbicara tentang itu secara abstrak.”
“Ini tidak berarti bahwa Amondawa adalah ‘orang di luar waktu’, tetapi mereka hidup di dunia peristiwa,” ujarnya.
Anggota tim, termasuk ahli bahasa Wany Sampaio dan antropolog Vera da Silva Sinha, menghabiskan delapan minggu bersama orang Amondawa untuk meneliti bagaimana bahasa mereka menyampaikan konsep-konsep seperti ‘minggu depan’ atau ‘tahun lalu’.
Tidak ada kata untuk konsep-konsep tersebut, hanya ada pembagian siang dan malam dan musim hujan dan kering. Mereka juga menemukan tidak ada orang di masyarakat itu yang memiliki usia.
Sebaliknya, mereka mengubah nama mereka untuk mencerminkan tahapan kehidupan mereka dan posisi mereka dalam masyarakat mereka.
Sebagai contoh, seorang anak kecil akan menyerahkan nama mereka ke saudara yang baru lahir dan mengambil nama baru.
“Kita memiliki begitu banyak metafora untuk waktu–kita berpikir tentang waktu sebagai sesuatu–kita mengatakan akhir pekan ini hampir berakhir, dia akan menghadapi ujian, dan seterusnya, dan kami pikir pernyataan seperti itu adalah obyektif, tetapi mereka tidak,” kata Profesor Sinha. “Orang-orang Amondawa tidak berbicara seperti ini dan tidak berpikir seperti ini, mereka belajar bahasa lain.”
“Bagi mereka waktu bukanlah uang, mereka tidak berlomba melawan waktu untuk menyelesaikan sesuatu dan tidak ada yang membahas minggu depan atau tahun depan. Mereka bahkan tidak memiliki kata-kata untuk minggu, bulan, atau tahun,” tambahnya. “Anda bisa mengatakan mereka menikmati kebebasan tertentu.”
Pertama terhubung dengan dunia luar pada tahun 1986, orang-orang Amondawa melanjutkan cara hidup tradisional mereka seperti berburu, memancing, dan menanam.
Tapi, sekarang seiring dengan pengaruh modern, seperti listrik dan televisi, mereka mulai menggunakan bahasa Portugis, menempatkan bahasa mereka sendiri di bawah ancaman kepunahan.
← Ribuan Benda Purbakala dan Juga Emas Ditemukan di Kota Cina Medan Marelan Tehnik Ular Menyuntikan Racun Kedalam Tubuh Mangsanya Ternyata Sesuai Dengan Ilmu Geometri dan Fisika → Ditemukan Sebuah Suku Amazon Yang Tidak Mengenal Tua dan Usia Serta Konsep Waktu
Sebuah suku Amazon tidak memiliki konsep waktu atau tanggal. Orang-orang Amondawa, Brasil, ini bahkan tidak memiliki kata-kata untuk waktu, minggu, bulan, atau tahun, kata Chris Sinha, dari University of Portsmouth.
Dia berpendapat ini adalah pertama kalinya para ilmuwan mampu membuktikan waktu tidak menjadi konsep manusia universal, seperti yang diduga sebelumnya.
Profesor Sinha, yang melaporkan temuannya dalam jurnal Language and Cognition, mengatakan, “Untuk Amondawa, waktu tidak muncul dalam cara yang sama seperti halnya bagi kita.”
“Kami sekarang bisa memastikan bahwa ada paling tidak satu bahasa dan budaya yang tidak memiliki konsep waktu sebagai sesuatu yang dapat diukur, dihitung, atau berbicara tentang itu secara abstrak.”
“Ini tidak berarti bahwa Amondawa adalah ‘orang di luar waktu’, tetapi mereka hidup di dunia peristiwa,” ujarnya.
Anggota tim, termasuk ahli bahasa Wany Sampaio dan antropolog Vera da Silva Sinha, menghabiskan delapan minggu bersama orang Amondawa untuk meneliti bagaimana bahasa mereka menyampaikan konsep-konsep seperti ‘minggu depan’ atau ‘tahun lalu’.
Tidak ada kata untuk konsep-konsep tersebut, hanya ada pembagian siang dan malam dan musim hujan dan kering. Mereka juga menemukan tidak ada orang di masyarakat itu yang memiliki usia.
Sebaliknya, mereka mengubah nama mereka untuk mencerminkan tahapan kehidupan mereka dan posisi mereka dalam masyarakat mereka.
Sebagai contoh, seorang anak kecil akan menyerahkan nama mereka ke saudara yang baru lahir dan mengambil nama baru.
“Kita memiliki begitu banyak metafora untuk waktu–kita berpikir tentang waktu sebagai sesuatu–kita mengatakan akhir pekan ini hampir berakhir, dia akan menghadapi ujian, dan seterusnya, dan kami pikir pernyataan seperti itu adalah obyektif, tetapi mereka tidak,” kata Profesor Sinha. “Orang-orang Amondawa tidak berbicara seperti ini dan tidak berpikir seperti ini, mereka belajar bahasa lain.”
“Bagi mereka waktu bukanlah uang, mereka tidak berlomba melawan waktu untuk menyelesaikan sesuatu dan tidak ada yang membahas minggu depan atau tahun depan. Mereka bahkan tidak memiliki kata-kata untuk minggu, bulan, atau tahun,” tambahnya. “Anda bisa mengatakan mereka menikmati kebebasan tertentu.”
Pertama terhubung dengan dunia luar pada tahun 1986, orang-orang Amondawa melanjutkan cara hidup tradisional mereka seperti berburu, memancing, dan menanam.
Tapi, sekarang seiring dengan pengaruh modern, seperti listrik dan televisi, mereka mulai menggunakan bahasa Portugis, menempatkan bahasa mereka sendiri di bawah ancaman kepunahan.
Dia berpendapat ini adalah pertama kalinya para ilmuwan mampu membuktikan waktu tidak menjadi konsep manusia universal, seperti yang diduga sebelumnya.
Profesor Sinha, yang melaporkan temuannya dalam jurnal Language and Cognition, mengatakan, “Untuk Amondawa, waktu tidak muncul dalam cara yang sama seperti halnya bagi kita.”
“Kami sekarang bisa memastikan bahwa ada paling tidak satu bahasa dan budaya yang tidak memiliki konsep waktu sebagai sesuatu yang dapat diukur, dihitung, atau berbicara tentang itu secara abstrak.”
“Ini tidak berarti bahwa Amondawa adalah ‘orang di luar waktu’, tetapi mereka hidup di dunia peristiwa,” ujarnya.
Anggota tim, termasuk ahli bahasa Wany Sampaio dan antropolog Vera da Silva Sinha, menghabiskan delapan minggu bersama orang Amondawa untuk meneliti bagaimana bahasa mereka menyampaikan konsep-konsep seperti ‘minggu depan’ atau ‘tahun lalu’.
Tidak ada kata untuk konsep-konsep tersebut, hanya ada pembagian siang dan malam dan musim hujan dan kering. Mereka juga menemukan tidak ada orang di masyarakat itu yang memiliki usia.
Sebaliknya, mereka mengubah nama mereka untuk mencerminkan tahapan kehidupan mereka dan posisi mereka dalam masyarakat mereka.
Sebagai contoh, seorang anak kecil akan menyerahkan nama mereka ke saudara yang baru lahir dan mengambil nama baru.
“Kita memiliki begitu banyak metafora untuk waktu–kita berpikir tentang waktu sebagai sesuatu–kita mengatakan akhir pekan ini hampir berakhir, dia akan menghadapi ujian, dan seterusnya, dan kami pikir pernyataan seperti itu adalah obyektif, tetapi mereka tidak,” kata Profesor Sinha. “Orang-orang Amondawa tidak berbicara seperti ini dan tidak berpikir seperti ini, mereka belajar bahasa lain.”
“Bagi mereka waktu bukanlah uang, mereka tidak berlomba melawan waktu untuk menyelesaikan sesuatu dan tidak ada yang membahas minggu depan atau tahun depan. Mereka bahkan tidak memiliki kata-kata untuk minggu, bulan, atau tahun,” tambahnya. “Anda bisa mengatakan mereka menikmati kebebasan tertentu.”
Pertama terhubung dengan dunia luar pada tahun 1986, orang-orang Amondawa melanjutkan cara hidup tradisional mereka seperti berburu, memancing, dan menanam.
Tapi, sekarang seiring dengan pengaruh modern, seperti listrik dan televisi, mereka mulai menggunakan bahasa Portugis, menempatkan bahasa mereka sendiri di bawah ancaman kepunahan.
Tehnik Ular Menyuntikan Racun Kedalam Tubuh Mangsanya Ternyata Sesuai Dengan Ilmu Geometri dan Fisika
Banyak orang percaya bahwa ular menyuntikkan bisa beracun ke dalam tubuh korbannya menggunakan taring berlubang. Faktanya, sebagian besar ular dan reptil berbisa lainnya tak mempunyai gigi taring berlubang. Kini para fisikawan mengetahui trik yang digunakan binatang itu untuk memasukkan bisa beracunnya ke dalam kulit korbannya.
Selama bertahun-tahun, Leo von Hemmen, ahli biofisika di TU Muenchen, dan Bruce Young, ahli biologi di University of Massachusetts Lowell, telah meneliti indra pendengaran ular. Ketika mendiskusikan toksisitas ular, mereka menyadari bahwa hanya sedikit ular yang menginjeksikan bisanya ke tubuh korban menggunakan taring berlubang. Meski sebagian besar reptil berbisa tak memiliki taring berlubang, mereka adalah predator efektif.
Hanya sekitar sepertujuh dari seluruh ular berbisa, seperti ular derik, mengandalkan trik taring berlubang. Ular lainnya mengembangkan sistem lain, seperti ular mangrove pit viper (Boiga dendrophila). Menggunakan taring kembarnya, ular Boiga melubangi kulit korbannya. Bisa mengalir masuk ke luka di antara gigi dan jaringan. Namun ada cara lain yang lebih mudah, banyak taring mempunyai lekukan untuk mengalirkan bisa ke dalam luka.
Para ilmuwan penasaran bagaimana metode sederhana seperti itu bisa sangat berhasil dari sudut pandang evolusioner. Bulu burung, misalnya, dapat dengan mudah mengibaskan bisa yang mengalir sepanjang lekukan terbuka. Untuk mengungkap misteri itu, mereka menyelidiki tegangan permukaan dan kekentalan berbagai bisa ular. Pengukuran tersebut memperlihatkan bahwa bisa ular sangatlah kental.
Tegangan permukaan bisa ular cukup tinggi, hampir sama dengan air. Hal itu menyebabkan energi permukaan menarik tetesan bisa ke lekukan taring, lalu menyebar. Dalam perjalanan evolusi, ular beradaptasi terhadap mangsanya menggunakan kombinasi geometri lekukan taring optimal dan viskositas bisa. “Ular yang memangsa burung mengembangkan lekukan yang lebih dalam agar cairan bisa kental tak tersapu oleh bulu burung,” kata von Hemmen.
Para ilmuwan juga menemukan jawaban bagaimana ular memasukkan bisanya ke kulit mangsanya dan memicu timbulnya efek mematikan. Dalam soal ini, ular mengembangkan trik dalam evolusinya. Ketika ular menyerang, lekukan taring dan jaringan di sekitarnya membentuk sebuah kanal. Jaringan akan menyerap bisa lewat kanal tersebut.
Bisa ular memiliki struktur khusus untuk mendukung efek tersebut. Sama seperti saus tomat, yang menjadi lebih cair ketika dikocok, tekanan yang muncul dari isapan itu menyebabkan kekentalan bisa berkurang, membuatnya dapat mengalir dengan mudah melewati kanal dengan cepat karena pengaruh tegangan permukaan.
Von Hemmen menyebut karakteristik substansi ini sebagai cairan non-Newtonian. Trik ini sangat praktis bagi ular. Selama tak ada mangsa yang terlihat, bisa dalam lekukan taring akan tetap kental dan lengket. “Ketika ular menyerang, cairan beracun akan mengalir sepanjang lekukan taring, memasuki luka, dan menimbulkan efek mematikan,” katanya.
Selama bertahun-tahun, Leo von Hemmen, ahli biofisika di TU Muenchen, dan Bruce Young, ahli biologi di University of Massachusetts Lowell, telah meneliti indra pendengaran ular. Ketika mendiskusikan toksisitas ular, mereka menyadari bahwa hanya sedikit ular yang menginjeksikan bisanya ke tubuh korban menggunakan taring berlubang. Meski sebagian besar reptil berbisa tak memiliki taring berlubang, mereka adalah predator efektif.
Hanya sekitar sepertujuh dari seluruh ular berbisa, seperti ular derik, mengandalkan trik taring berlubang. Ular lainnya mengembangkan sistem lain, seperti ular mangrove pit viper (Boiga dendrophila). Menggunakan taring kembarnya, ular Boiga melubangi kulit korbannya. Bisa mengalir masuk ke luka di antara gigi dan jaringan. Namun ada cara lain yang lebih mudah, banyak taring mempunyai lekukan untuk mengalirkan bisa ke dalam luka.
Para ilmuwan penasaran bagaimana metode sederhana seperti itu bisa sangat berhasil dari sudut pandang evolusioner. Bulu burung, misalnya, dapat dengan mudah mengibaskan bisa yang mengalir sepanjang lekukan terbuka. Untuk mengungkap misteri itu, mereka menyelidiki tegangan permukaan dan kekentalan berbagai bisa ular. Pengukuran tersebut memperlihatkan bahwa bisa ular sangatlah kental.
Tegangan permukaan bisa ular cukup tinggi, hampir sama dengan air. Hal itu menyebabkan energi permukaan menarik tetesan bisa ke lekukan taring, lalu menyebar. Dalam perjalanan evolusi, ular beradaptasi terhadap mangsanya menggunakan kombinasi geometri lekukan taring optimal dan viskositas bisa. “Ular yang memangsa burung mengembangkan lekukan yang lebih dalam agar cairan bisa kental tak tersapu oleh bulu burung,” kata von Hemmen.
Para ilmuwan juga menemukan jawaban bagaimana ular memasukkan bisanya ke kulit mangsanya dan memicu timbulnya efek mematikan. Dalam soal ini, ular mengembangkan trik dalam evolusinya. Ketika ular menyerang, lekukan taring dan jaringan di sekitarnya membentuk sebuah kanal. Jaringan akan menyerap bisa lewat kanal tersebut.
Bisa ular memiliki struktur khusus untuk mendukung efek tersebut. Sama seperti saus tomat, yang menjadi lebih cair ketika dikocok, tekanan yang muncul dari isapan itu menyebabkan kekentalan bisa berkurang, membuatnya dapat mengalir dengan mudah melewati kanal dengan cepat karena pengaruh tegangan permukaan.
Von Hemmen menyebut karakteristik substansi ini sebagai cairan non-Newtonian. Trik ini sangat praktis bagi ular. Selama tak ada mangsa yang terlihat, bisa dalam lekukan taring akan tetap kental dan lengket. “Ketika ular menyerang, cairan beracun akan mengalir sepanjang lekukan taring, memasuki luka, dan menimbulkan efek mematikan,” katanya.
Kamis, 26 Mei 2011
Dunia multimedia
Multimedia atau orang biasanya menyingkatnya dengan kata MM-saja. Tahukah anda apakah multimedia itu sebenarnya??? jika orang mendengarnya saja pasti ia akan mengingatkan pikirannya dengan alat-alat canggih yang dapat melakukan apapun. Yap!!! benar komputer. Asal anda perlu mengetahuinya, bahwa multimedia itu tidak hanya terpaku dalam satu benda saja. Melainkan banyak benda yang ada disekitar anda. Dalam multimedia anda dituntut untuk berkreasi sebagus mungkin dari alat – alat sederhana. Dari kata – katanya saja sudah menerangkan tentang multimedia yang berarti banyak media.Perlu anda ketahui, dalam ilmu multimedia diajari banyak hal. Mulai dari perakitan komputer hingga menjurus ke encoding. Perakitan komputer sendiri membutuhkan keahlian khusus, seperti ilmu elektronika harus main disana, kedua adalah desain- desain grafis. Dalam desain grafis sendiri kita diajari dasar – dasarnya saja. Selanjutnya untuk kreativitas terserah kita. Sungguh sangat melelahkan memang dalam membuat kreativitas sendiri. Akan tetapi seorang pendesain grafis itu adalah plagiat, namun bukanlah plagiat yang selalu terus – menerus mencontek dan membajak karya orang lain.Belum lagi kita harus membuat film. Itupun hanya film yang dibintangi artis lokal alias teman satu kelas. Dan kalau bisa membuat film animasi yang harus menggambar dahulu atau membuat animasinya.
Saya akan bahas sedikit mengenai apakah multimedia itu. Multimedia dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas adalahenggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu ([tool]) dan koneksi ([link]) sehingga pengguna dapat ber-([navigasi]), berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh dunia game.
Multimedia dimanfaatkan juga dalam dunia pendidikan dan bisnis. Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pengajaran, baik dalam kelas maupun secara sendiri-sendiri. Di dunia bisnis, multimedia digunakan sebagai media profil perusahaan, profil produk, bahkan sebagai media kios informasi dan pelatihan dalam sistem e-learning.
Pada awalnya multimedia hanya mencakup media yang menjadi konsumsi indra penglihatan (gambar diam, teks, gambar gerak video, dan gambar gerak rekaan/animasi), dan konsumsi indra pendengaran (suara). Dalam perkembangannya multimedia mencakup juga kinetik (gerak) dan bau yang merupakan konsupsi indra penciuman. Multimedia mulai memasukkan unsur kinetik sejak diaplikasikan pada pertunjukan film 3 dimensi yang digabungkan dengan gerakan pada kursi tempat duduk penonton. Kinetik dan film 3 dimensi membangkitkan sens rialistis.
Bau mulai menjadi bagian dari multimedia sejak ditemukan teknologi reproduksi bau melalui telekomunikasi. Dengan perangkat input penditeksi bau, seorang operator dapat mengirimkan hasil digitizing bau tersebut melalui internet. Pada komputer penerima harus tersedia perangkat output berupa mesin reproduksi bau. Mesin reproduksi bau ini mencampurkan berbagai jenis bahan bau yang setelah dicampur menghasilkan output berupa bau yang mirip dengan data yang dikirim dari internet. Dengan menganalogikan dengan printer, alat ini menjadikan feromon-feromor bau sebagai pengganti tinta. Output bukan berupa cetakan melainkan aroma.
Langganan:
Postingan (Atom)